Penulis: Aretha Luvi, Editor: Reza P
Purwaceng (Pimpinella pruatjan) merupakan tanaman endemik di Dieng, Wonosobo Jawa Tengah. Sebagian orang menyebutnya sebagai “Viagra of Java” karena khasiatnya yang diyakini mampu mendongkrak gairah seksual.
Purwaceng merupakan tumbuhan berbentuk terna (tidak berkayu) yang tumbuh mendatar di permukaan tanah. Sekilas tumbuhan ini mirip semanggi dengan daun berwarna hijau kemerahan berdiameter 1 sampai 3 cm. Untuk tumbuh secara optimal purwaceng baik jika ditanam pada ketinggian 2.000-3.000 mdpl dengan suhu di kisaran 15-20 derajat celcius dan kelembaban 60-70 persen.
Purwaceng juga ditemukan di beberapa daerah pegunungan lain seperti Gunung Lawu, Gunung Galunggung dan Gunung Putri Bogor. Tapi purwaceng berkualitas baik adalah yang ditanam di dataran tinggi Dieng.
Khasiat purwaceng sebagai tanaman afrodisiak telah lama digunakan kalangan istana di Jawa. Namun penelitian lebih lanjut khasiat purwaceng terhadap vitalitas pria belum banyak dilakukan. Saat ini Purwaceng banyak dijual dalam bentuk ekstrak baik ekstrak murni yang dimasukan dalam kapsul maupun sebagai campuran kopi atau susu.
Seluruh bagian tumbuhan purwaceng dapat digunakan, mulai dari daun batang hingga akar. Namun bagian paling berkhasiat dari tanaman ini adalah akarnya yang berwarna putih dan menyerupai wortel dengan panjang sekitar 10 cm.
Akar Purwaceng mengandung senyawa kumarin yang sering digunakan dalam industri obat modern sebagai antibakteri, antifungi dan antikanker. Selain itu bagian akarnya juga mengandung senyawa turunan saponin, alkaloid, tanin dan senyawa lainnya yang berkhasiat melancarkan peredaran darah.
Untuk memperoleh khasiat purwaceng secara optimal harus diminum teratur selama 1-2 minggu. bukan hanya meningkatkan vitalitas tubuh, tanaman ini juga memiliki segudang khasiat lainnya seperti dapat menghangatkan tubuh, meredakan pegal linu dan meredakan rasa sakit (analgesik).
Akar purwaceng yang memiliki rasa khas pedas ini juga dapat melancarkan buang air kecil, mengobati cacingan, dan menurunkan panas.
Kini Purwaceng juga semakin banyak dicari turis mancanegara yang berkunjung ke Dieng. Namun budidaya tanaman masih belum maksimal, selain hanya bisa dipanen satu tahun sekali adanya kendala seperti munculnya embun upas di Dieng mengakibatkan tanaman ini cepat mati.